Kimia Farma Temukan Masalah pada Laporan Keuangan Anak Usaha

Jakarta – PT Kimia Farma Tbk (KAEF) telah mendeteksi adanya dugaan pelanggaran integritas dalam laporan keuangan anak usahanya, PT Kimia Farma Apotek (KFA), untuk periode 2021-2022. Temuan ini muncul setelah KAEF melaksanakan program ‘bersih-bersih’ yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada KFA bersama pemegang saham.

Direktur Utama KAEF, David Utama, mengungkapkan bahwa saat ini manajemen KAEF tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan bantuan pihak independen. Dugaan pelanggaran ini berdampak pada kerugian konsolidasi KAEF yang mencapai Rp1,82 triliun pada tahun 2023. Pelanggaran tersebut juga berkontribusi pada penurunan laba KAEF, dengan beban usaha KFA yang meningkat signifikan sebesar 35,53 persen menjadi Rp4,66 triliun pada 2023.

Berita Terkait :  Bom Mall Alam Sutera, punya nama mengerikan

Sebagai respons terhadap masalah ini, Kimia Farma Group berencana untuk melakukan reorientasi bisnis di seluruh anak usahanya. Langkah-langkah yang akan diambil mencakup penataan fasilitas produksi, perbaikan portofolio produk, optimalisasi saluran penjualan, strategi pengelolaan biaya, serta transformasi sumber daya manusia (SDM).

David juga menambahkan bahwa manajemen KAEF akan melakukan penataan aset dan restrukturisasi keuangan untuk meningkatkan profitabilitas. Upaya pembenahan ini juga mencakup perbaikan kualitas persediaan dan manajemen cashflow di PT Kimia Farma Apotek.

Apa itu PT Kimia Farma Apotek?

Kimia Farma Apotek adalah salah satu anak perusahaan dari PT Kimia Farma Tbk, yang merupakan perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia. Kimia Farma Apotek khususnya berfokus pada penyediaan layanan farmasi melalui jaringan apoteknya di seluruh Indonesia. Mereka menyediakan berbagai produk farmasi, termasuk obat-obatan, vitamin, dan produk kesehatan lainnya, serta layanan konsultasi kesehatan kepada pelanggan.

Berita Terkait :  Wow, jenglot mengerikan ditemukan di Kepulauan Seribu

Sebagai bagian dari Kimia Farma Group, Kimia Farma Apotek berperan dalam mendukung misi perusahaan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan memberikan layanan farmasi berkualitas.

David optimis bahwa inisiatif internal ini akan memberikan dampak positif bagi kinerja dan fundamental bisnis KAEF di masa depan. “Kami percaya bahwa pembersihan yang dilakukan pada 2023 akan memperkuat dasar bagi kinerja Kimia Farma ke depan. Strategi pertumbuhan berkelanjutan kami mencakup tiga fase: fase pertama yaitu keunggulan operasional untuk mencapai profitabilitas, fase kedua yaitu penguatan finansial untuk memanfaatkan potensi KAEF, dan fase ketiga yaitu membangun ekosistem kesehatan digital di Indonesia,” jelasnya.

Berita Terkait :  Polda Bali Dalami Motif Pembunuhan Engeline

KAEF mencatat pertumbuhan penjualan sebesar Rp9,96 triliun pada 2023, meningkat 7,93 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp9,23 triliun. David menyatakan bahwa Kimia Farma terus berkomitmen pada perbaikan internal dan reorientasi bisnis untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.

“Kimia Farma telah berhasil menjaga pertumbuhan penjualannya pada 2023, menandakan bahwa perusahaan memiliki dasar bisnis yang kuat dan potensi untuk tumbuh secara berkelanjutan di masa depan,” pungkasnya.

Related posts