Menikmati Glamping di ”New Zealand” Mini Lembah Gunung Kawi

Jawapos TV

Berkemah identik dengan bertualang. Mendirikan tenda dan perlengkapannya secara mandiri di alam bebas. Namun, kini aktivitas tersebut bisa dinikmati secara instan plus fasilitas komplet. Salah satunya menjajal glamorous camping alias glamping.

—-

Read More

DI atas bukit, puluhan ”tenda” berbentuk dome geodesic berwarna putih itu tampak kontras dengan suasana cekungan lembah yang dipenuhi rumput, semak, dan pohon pinus. Sore, ketika Jawa Pos berkunjung ke Lembah Indah Malang, suasana mulai berkabut. Udara dingin turun bersama tiupan angin semilir. Suhu menunjuk angka 16 derajat Celsius.

Suasana masih sepi. Hanya ada beberapa pengunjung yang menyewa kubah layaknya kemah itu. Sisanya masih kosong tanpa penghuni. Maklum, waktu itu memang hari aktif. Glamping yang berada di Desa Balesari, Ngajum, Kabupaten Malang, itu biasanya baru full saat akhir pekan.

Hawa dingin mulai berkurang ketika kami memasuki dome. Dua lapisan kain yang membungkus bagian dalam kubah sanggup menahan hawa dingin nan menusuk serta tiupan angin lembah. Terdapat enam bed yang ditata berjajar lengkap dengan selimutnya. Pengelola menyiapkan teko listrik yang bisa dipakai tamu untuk membuat teh atau kopi. Setiap dome juga dilengkapi fasilitas wifi.

Menjelang petang, terlihat rombongan keluarga riuh menyiapkan pesta barbeque. Yang ditata di selasar dome. Empat bocah begitu ramai dan ceria saat masakan yang diolah sang nenek dan ibu dihidangkan. Pesta keluarga itu berakhir sekitar pukul 21.00 ketika anak-anak tersebut mulai menguap. Tanda mengantuk.

Esoknya, suasana tampak cerah. Gunung Kawi yang terletak di atas penginapan terlihat membiru. Pemandangan alam itu makin sempurna ketika barisan awan menyelinap di celah-celah pinus yang tumbuh lebat.

Dari salah satu dome yang berada di jajaran paling atas, sepasang sejoli terlihat tengah menikmati pagi sambil berfoto dengan latar belakang dome. ”Kami baru datang semalam,” ucap Hasmaranda Gusti, 28. Dia datang bersama sang istri, Novelin Maulida, 25, berangkat langsung dari Semarang.

Keduanya sengaja datang untuk berbulan madu. Tertarik dengan Lembah Indah Malang lantaran viral di media sosial. Mereka pun berangkat dari Semarang, sekalian pulang ke Bondowoso, kampung halaman Gusti. ”Dan, ternyata tempatnya memang bagus dan dingin,” ucap Novelin.

Konsep yang dibuat alami, tumbuhan dan semak di kanan-kiri lembah membuatnya nyaman. Tempatnya juga tak terlalu ramai, cocok untuk melepas penat. Kini destinasi wisata berkonsep glamping memang cukup hit. Wisatawan yang ingin menikmati sensasi berkemah tak perlu ribet. Semua kebutuhan ”berkemah” sudah tersedia. Tema yang diusung pengelola glamping beragam.

Glamping di Lembah Indah Malang dikonsep mirip dengan tempat-tempat berkemah di perkemahan New Zealand. Dengan view gunung, lembah, dan barisan bukit. ”Konsep tenda dome geodesic juga ditiru dari sana,” kata General Manager Lembah Indah Malang Yoyon Suryono.

Pengelola menyediakan 30 dome untuk menginap. Terdapat tiga tipe kamar yang bisa dipilih berdasar kapasitasnya. ”Ada tipe yang cocok untuk keluarga hingga pasangan yang baru married,” ucapnya.

Tawarkan Kamping Ramah Keluarga

BERANJAK dari Kabupaten Malang, Jawa Pos juga mengunjungi lokasi kamping dengan fasilitas penginapan ala hotel di Bata Merah Guest House & Camping di kawasan Gunungsari, Bumiaji, Kota Batu.

Penginapan dengan aksen bangunan joglo tersebut menawarkan tempat berkemah ramah keluarga. Tercatat ada enam tenda yang disewakan untuk para pengunjung.

Masing-masing berkapasitas empat orang dengan bed dan tikar pandan di dalamnya. Pengelola menyediakan layanan itu agar pengunjung bisa merasakan sensasi alam di Batu pada malam hari, tapi tetap aman dan nyaman untuk anak-anak.

Mereka tetap bisa tidur di tengah dinginnya hawa Kota Batu yang terkenal nyess.

”Makanya, setting-annya tetap semi-alam agar pengunjung, utamanya anak-anak, tidak kaget,” ucap Manajer Bata Merah Guest House & Camping Natalina Chris.

Di belakang tenda, view Gunung Panderman dan kebun mawar dapat dinikmati pengunjung. Mereka bisa memetik dan membelinya dari para petani bunga yang banyak tersebar di sekitar penginapan.

Related posts